ABSTRACT
Lubricating oil is a
liquid used as lubricant in an engine to reduce wear caused by friction, and
coolant as well as silencers, but high temperatures will damage its lubricity.
If the lubricating power decreases, the friction will increase and subsequently
more heat produced so the temperature continues to rise. There are many
lubricant types on the market. Therefore, a research on the relationship
between the type of lubricant and the main engine temperature had been made to
compare three types of lubricants which can maintain good temperature. For MS
lubricant, the temperature in cylinder head is relatively stable with no
significant temperature changes, the temperature of cylinder block increases in
the mid-time of observation but at the end the block temperature decreases from
63°C to 62°C, while the lubricating oil temperature is relatively stable
despite in the hour-4 experiences an increase by 4°C, but at the end of the
observation the temperature decreases back to its initial temperature of 50°C.
For JD lubricant type, the temperature in the cylinder head relatively
fluctuates although in the last hour it backs to its initial temperature. The
temperature of the cylinder block increases until the last hour, while the
temperature of lubricating oil is relatively stable even in the 4th hour
experiences raising by 5°C but at the end of the observation it backs to the
initial temperature of 55°C. For CS lubricant type, the temperature at the head
is relatively stable even though there is an increase at fifth hour but at the
end of the observation it backs to its initial temperature. In the block the
temperature decreases which does not occur in other types of lubricant, while
the lubricating oil temperature is relatively stable even though in the hour-5
experiences an increase by 4°C but at the end of the observation it returns to
its initial temperature of 50°C.
|
ABSTRAK
Minyak pelumas adalah zat
cair yang digunakan sebagai pelumas dalam suatu mesin untuk mengurangi keausan
akibat gesekan, dan sebagai pendingin serta peredam suara, akan tetapi suhu
yang tinggi pada mesin akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang,
maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin
banyak sehingga suhu terus meningkat. Berbagai jenis pelumas banyak dipasarkan.
Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang hubungan jenis pelumas dengan suhu
mesin untuk membandingkan jenis pelumas mana yang dapat mempertahankan suhu
mesin dengan baik dengan mengggunakan 3 jenis pelumas yang berbeda pada sebuah
mesin induk. Untuk jenis pelumas MS, suhu pada kepala silinder relatif stabil
dengan tidak mengalami perubahan suhu yang signifikan, pada blok silinder suhu
mengalami perubahan pada pertengahan waktu tetapi pada akhir pencatatan suhu
blok silinder mengalami penurunan suhu dari awal 63°C ke 62°C sedangkan pada
suhu minyak pelumas relatif stabil walaupun di jam ke-4 mengalami penaikan suhu
sebanyak 4°C, tetapi di akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 50°C.
Untuk pelumas jenis JD, suhu pada kepala silinder relatif naik turun walaupun
di jam terakhir kembali pada suhu awal. Pada blok silinder suhu mengalami
kenaikan suhu sampai di jam terakhir sedangkan pada suhu minyak pelumas relatif
stabil walaupun di jam ke-4 mengalami penaikan suhu sebanyak 5°C tetapi di
akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 55°C. Untuk jenis pelumas CS,
suhu pada kepala silinder relatif stabil walupun mengalami kenaikan suhu pada
jam ke-5 tetapi pada akhir pencatatan suhu kembali ke awal. Pada blok silinder
suhu mengalami penurunan yang tidak terjadi pada dua jenis pelumas
sebelumnya, sedangkan suhu minyak
pelumas relatif stabil walaupun di jam ke-5 mengalami penaikan suhu sebanyak
4°C tetapi di akhir pencatatan suhu kembali ke awal menjadi 50°C.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pelumas adalah zatkimia, yang
umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan. Cairan (minyak lumas) merupakan
salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan
tekanan tetap.
Dari empat fase benda tersebut adalah
zat cair, padat, gas, dan massa jenis, cairan termasuk golongan fluida yang mana di sebut zat cair. Di dalam hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari
suatu aliran viskos Geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya.
Minyak
lumas mempunyai kekentalan yang berbeda-beda, Kekentalan (Viskositas) pelumas diklasifikasikan secara khusus oleh International Organization for
Standardization (ISO).
1
|
2
|
Selain hal diatas
temperatur media pendingin yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan naiknya
temperatur minyak lumas, adapun faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan
naiknya temperatur minyak lumas seperti terjadinya kebocoran pembakaran yang
masuk ke crank case, serta pemakaian
minyak lumas yang sudah melebihi jam kerja atau minyak lumas yang sudah tidak
layak pakai akan mengalami kenaikan temperatur dengan cepat jika terus-menerus
di gunakan.
Untuk itu pada sistem
pelumasan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga temperatur dari
minyak lumas, sehingga tercipta pelumasan yang lebih efisien dan komponen mesin
yang bergerak tidak tejadi kerusakan serta mesin dapat beroperasi lebih lama, tahan lama serta pemakainan yang jangka
panjang di operasikan terus menerus.
3
|
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini penulis merumuskan beberapa
masalah yang akan diuraikan dalam bab
selanjutnya yaitu :Apa penyebeb naiknya temperature minyak lumas pada mesin
induk?
1.3.
BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya permasalahan, penulis
menganggap perlunya mengambil batasan-batasan dengan maksud agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pembahasan.
Dari sekian banyak faktor yang mengakibatkan
naiknya temperature minyak pelumas khususnya alat mekanis dan media pada system
pelumasan maka penulis hanya menganalisa pada media pemindah panas (heat exchanger) dan alat
mekanis yaitu pompa air laut.
1.4.
4
|
1.4.1. Tujuan penelitian
a)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
naiknya temperatur minyak lumas pada
motor induk di kapal.
b)
Untuk mengetahui proses perpindahan panas pada
cooler terhadap naiknya temperatur minyak lumas.
1.4.2. Manfaat penelitian
a)
Sebagai
gambaran kepada pembaca utamanya bagi rekan-rekan taruna tentang penyebab
naiknya temperature minyak lumas pada motor induk di ataskapal.
b)
Sebagai
bahan acuan bagi calon ahli mesin kapal yang nantinya akan bekerja diatas
kapal.
c)
Sebagai
bahan pertimbangan bagi seorang engineer dalam melakukan perawatan motor induk.
1.5.
HIPOTESIS
Terjadinya kenaikan temperature minyak lumas
pada pengoperasian motor induk di atas kapal diduga karena :
1. Penyumbatan pada pipa – pipa kapiler di dalam L.O
Cooler.
2. Kurangnya volume air laut yang masuk kedalam L.O Cooler.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1. PENGERTIAN MINYAK LUMAS
Minyak lumas adalah zat cair atau benda cair yang digunakan
sebagai pelumasan dalam suatu mesin untuk mengurangi keausan akibat gesekan dan
sebagai pendingin, peredam suara serta peredam getaran.
Menurut Maleev (1991), Pelumasan adalah pemberian minyak lumas
antara dua permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan
dan saling bergerak satu terhadap yang lain. bantalan pena engkol mesin
horizontal kecil dan mesin dua langkah pembilasan karter menggunakan peminyak
sentrifugal atau peminyak banyo. Lubang minyak yang mengarah kepermukaan pena
engkol seringkali digurdi pada sudut sekitar 30 derajat mendahului titik mati,
sehingga cangkang atas menerima minyak sebelum langkah penyalaan dan pada titik
yang tekanannya relative rendah.
Menurut Maanen (-), Pelumasan dapat dibedakan
sebagai berikut :
2.1.1. Pelumasan
hidrodinamis.
Pada
bentuk pelumasan ini, maka antara poros dan bantalan selalu terdapat suatu
lapisan pelumas.Lapisan pelumas tersebut mencegah hubungan langsung antara
material, poros
dan material bantalan.
5
|
6
|
Pelumasan
hidrostatis hanya akan tercapai, bila kedua permukaan gesekan memiliki
kecepatan yang cukup tinggi satu terhadap yang lainnya. Pada waktu start jalan
dan setelah berjalan dari poros dalam
bantalan, maka akan terjadi suatu periode pelumasan batas dalam setiap hal.
2.1.3. Pelumasan
batas.
Pelumasan
batas dalam mana terjadi hubungan langsung antara material poros dan bantalan.
Akan membawa keausan dengan cepat dari material bantalan akan tetapi juga
sering material poros.
2.2. PRINSIP
PELUMASAN
Menurut Maleev (1991), Mengemukakan bahwa
bagaimanapun juga halusnya dan tepatnya persatuan logam dapat dilihat atau dirasakan, tetapi
sebenarnya tidak rata melainkan terdiri atas titik yang tinggi dan rendah,
kalau satu permukaan meluncur diatas permukaan yang lain dan suatu gaya
menekannya terhadap permukaan yang lain tersebut, maka titik yang tinggi pada
kedua permukaan akan saling mengunci dan menghambat gerak relatif. Dalam
meluncur dan mengatasi hambatan ini, maka permukaan yang keras akan melepaskan
sebagian dari titik yang tinggi dan permukaan yang lunak tetapi pada saat yang
sama dapat kehilangan sebagian dari titik tingginya sendiri. Hambatan untuk
meluncur ini disebut gesekan (friction), pelepasan titik yang tinggi (wear). Kalau di lihat dengan
pembesaran yang kuat maka penampang melintangnya.
7
|
Menurut Maanen (-), Poros dibebani dengan
sebuah gaya dengan arah tegak lurus kebawah, sehingga lapisan pelumas antara
poros dan bantalan terdesak keluar. Akibatnya terjadi hubungan antara poros dan
material bantalan. Bila poros diputar , maka akibat adhesi minyak pelumas
antara poros dan bantalan akan ditarik. Pada kecepatan sudut yang cukup besar
tekanan dalam lapisan pelumas sedemikian besar sehingga terjadi keseimbangan
dengan beban poros sehingga poros akan terangkat oleh lapisan pelumas dan
memutuskan hubungan metal dengan poros.
2.3. TUJUAN
PELUMASAN
Menurut Suharto (1991),Beberapa maksud dari pelumasan mesin
sekaligus mencakup tujuan-tujuan diantaranya :
1. Menahan beban mesin
Jadi
disini untuk mengantisipasi gerusan Bearing karena kontaknya poros dengan
Bearing.
2. Mengendalikan terjadinya getaran
8
|
3.
Mencegah terjadinya korosi
Disini
korosi oleh uap air, lepasnya electron, atau sebab-sebab lain.
Menurut Maanen (-), Dibeberapa tempat pada motor diantaranya
bagian-bagian yang bergerak satu terhadap yang lain di berikan bahan pelumas.
Tujuan dari pelumasan adalah :
1.
Pembatasan gesekan dan keausan gesekan.
2. Penyalur panas gesekan.
3.
Pelindung permukaan terhadap korosi.
4.
Pembilasan bahan pengotor.
5.
Peredam suara.
6.
Berfungsi sebagai penutup rapat.
Dapat disimpulkan bahwa :
Mengurangi gesekan
Mesin
sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan
ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian
yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
9
|
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan
poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas
berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang
terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi
untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam
dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Mengendalikan terjadinya getaran
jadi disini mempunyai aspek yaitu menjaga
kelemahan bahan karena beban-beban ekstra dari getaran-getaran mesin.
Sebagai penghantar panas
pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada
mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan
bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas
berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan
temperatur atau suhu mesin.
10
|
Menurut Maleev (1991), Menjelaskan bahwa sifat minyak lumas baik fisik maupun kimia,
ditentukan dengan penyajian yang sama
dengan yang digunakan untuk menguji bahan bakar. Pembahasannya akan
diurutkan menurut pentingnya :
1.
Viskositas
adalah sifat yang paling penting yang menunjukkan kefluidaan relative dari
minyak tertentu. Jadi merupakan ukuran dari gesekan fluida, atau tahanannya,
yang akan diberikan oleh molekul atau partikel minyak satu sama lain kalau
badan utama dari minyak sedang bergerak, misalnya dalam sistem peredaran makin
berat atau makin malas gerakannya, berarti viskositas lebih tinggi.
2.
Titik
tuang adalah suhu pada saat minyak tidak mau mengalir ketika tabung diuji
diletakkan 45 derajat dari horizontal.Titik tuang yang relative tinggi
mempengaruhi kemampuan untuk memompa minyak melalui sistem pelumasan mesin
dengan sejumlah tabung dan orifis yang berukuran kecil.
3.
Residu karbon adalah jumlah karbon yang tertinggal setelah
zat yang dapat menguap telah diuapkan dan terbakar dengan pemanasan minyak. Ini
akan menunjukkan jumlah karbon yang dapat diendapkan dalam mesin yang akan
mengganggu operasi.
4.
Titik
nyala adalah suhu pada saat uap minyak diatas minyak akan menyala kalau dikenai
api kecil. Titik nyala dari minyak lumas di tentukan dengan metode yang sama
seperti yang digunakan untuk minyak bahan bakar. Titik nyala dari berbagai
minyak lumas diesel bervariasi dari 340 sampai 430 F.
5.
11
|
6.
Keasaman
adalah minyak lumas harus menunjukkan reaksi netral kalau diuji dengan kertas
litmus. Minyak yang asam cenderung mengkorosi atau melubangi bagian mesin dan
membentuk emulsi dengan air serta membentuk lumpur dengan karbon.
7.
Emulsi
adalah campuran minyak dengan air yang tidak terpisah menjadi komponennya,
yaitu minyak dan air disebut disuatu emulsi. Minyak lumas tidak boleh membentuk
emulsi dengan air. Kalau dikocok dengan air harus segera terpisah darinya.
Kemampuan untuk memisah ini terutama penting setelah minyak digunakan untuk
beberapa waktu.
8.
Oksidasi
adalah minyak tidak boleh memiliki
kecenderungan yang kuat untuk teroksidasi, karena oksidasi menyebabkan
pembentukan lumpur. Oksidasi dan pembentukan lumpur dalam carter atau dimana
saja dalam sistem pelumasan mesin diesel tidak dikehendaki, karena
kemungkinannya untuk mengganggu aliran minyak dan melemahkan pelumasan dalam
bagian yang penumpukan lumpur.
9.
12
|
10.
Belerang
adalah belerang bebas atau campuran korosi dari belerang tidak diperbolehkan
dalam minyak lumas karena mereka mempunyai kecenderungan untuk membentuk asam
dengan uap air. Campuran bukan korosi dari belerang diperbolehkan sampai batas
tertentu.
11.
Warna
minyak lumas tidak ada hubungannya dengan mutu pelumasannya.
12.
Gravitasi
adalah pada umumnya minyak yang viskositasnya tinggi maka gravitasinya tinggi,
tetapi tidak ada hubungannya antara kedua karakteristik minyak ini.
2.5.
PENGARUH TEMPERATUR
TERHADAP VISKOSITAS MINYAK LUMAS
Viskositas adalah sifat yang menentukan besar daya tahan fluida terhadap gaya geser. Hal ini
terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara molekul-molekul fluida.
Viskositas zat cair menyebabkan terbentuknya gaya geser antara
elemen-elemennya. Bila suatu fluida mengalami geseran, ia mulai bergerak dengan
laju regangan yang berbanding terbalik dengan suatu besaran yang disebut
koefisien viskositas, viskositas dinamis. digilib.unnes
13
|
Menurut Jackson and Morton (2003), Bisa
didenfinisikan sebagai tahanan fluida yang berubah bentuk. Yang mana seharusnya
gesekan molekular dalam dan molekul pada fluida
menghasilkan fluida oleh pengaruh tahanan geseskan. Tingginya
viskosiatas maka lebih cenderung kearah pelumasan hydrodynamic. Tentunya tipe minyak pelumas, air atau grease dan
temperatur itu sangat penting. Temperatur bisa naik melalui sirkulasi pelumas
yang tidak cukup untuk menghilangkan panas disebabkan di dalam bearing, ini
bisa disebabkan oleh celah yang terlalu kecil atau penyuplaian oli yang tidak
cukup.
Menurut
Moechtar (1990), Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur dinaikan. 1) Pengaruh Viskositas
Viskositas
zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2
atau pascal sekon (Pa s). Ketika berbicara viskositas, anda berbicara
tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien
viskositas.
14
|
Cara ini juga untuk menghitung jari-jari
molekul. Caranya yaitu setelah didapatkan waktu alir zat cair maka akan
didapatkan viskositas dari zat cair tersebut. Selanjutnya akan didapat slope
(A), akhirnya akan didapatkan jari-jari (r) dengan menggunakan persamaa:
Viskositas diukur dengan mengukur laju
aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder, cara ini dapat digunakan
untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan mutlak sukar untuk ditentukan, dalam
prakteknya yang dicari adalah kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antara
kekentalan zat itu dengan kekentalan zat cair lainnya (biasanya sebagai
pembanding digunakan air). docstoc
Besaran-besaran yang terkandung dalam
hukum stokes merupakan
besaran-besaran yang secara teknis sudah ditentukan besarnya., kecuali harga (koefisien viscositas)dan V (kecepatan benda).
Oleh karena itu, terbuka kemungkinan untuk memanfaatkan hubungan ini untuk
menentukan viscositas fluida, apabila dengan suatu harga V dapat ditentukan
maka harga dapat dihitung dari persamaan.
15
|
K = AxB x t ……………persamaan (1)
|
Dimana : K = viskositas
kinematik (cSt)
AxB = konstanta kapiler dalam (cSt/s)
t = waktu pengukuran aliran (s)
AxB = konstanta kapiler dalam (cSt/s)
t = waktu pengukuran aliran (s)
Untuk
memperoleh hasil pengukuran viskositas yang akurat dari suatu sampel, maka
perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini :
16
|
2. Pemilihan tabung kapiler, dalam hal
ini disesuaikan dengan kekentalan yang akan diukur.
3. Pemilihan cairan water bath, bisa
diisi dengan silicon oil atau air.
4. Pemakaian stopwatch yang
terkalibrasi
5. Pengamatan proses pengukuran sampel
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
1.
Kondisi
Sampel Apabila yang akan kita ukur adalah fresh oil (pelumas baru), hal ini
tidak akan menjadi masalah karena kondisi pelumas masih transparan, bersih dari
kontaminan. Akan tetapi apabila yang akan diukur adalah pelumas bekas maka
pelumas perlu disaring terlebih dahulu. Jangan sampai endapan atau partikel
hasil keausan menyumbat pipa kapiler.
2.
Pemilihan
Tabung kapiler (ubbelohde viscometer glass) yang digunakan harus disesuaikan
dengan kekentalan pelumas yang akan kita ukur, Semakin kental suatu pelumas
maka kita pilih tabung kapiler yang berkonstanta besar. Hal ini dimaksudkan
agar waktu pengukuran tidak terlalu lama sekali.
3.
Pemilihan
cairan water bath (cairan insulasi) Cairan pengisi water bath yang ideal adalah
silicon oil, karena silicon oil mempunyai titik didih yang sangat tinggi.
Sehingga pada saat dioperasikan pada temperature 100˚ C tidak terjadi suatu
masalah, akan tetapi harga dari silicon oil sangatlah mahal. Untuk itu bisa
digunakan tap water (air kran) sebagai penggantinya, kelemahan dari tapwater
adalah pada temperature 100˚C telah mendidih. Sehingga gelembung-gelembungnya
akan mengganggu pengukuran. Namun hal ini bisa disiasati dengan melakukan
beberapa pengukuran pada temperature 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90˚ C. Untuk
data pada 100˚C diperoleh dengan ekstrapolasi data menggunakan program excel.
4.
17
|
5.
Pengamatan
proses pengukuran sampel Meskipun alat ini otomatis, akan tetapi kendala
matinya sensor sering terjadi. Mengingat posisi sensor yang tercelup pada water
bath. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan selama pengukuran untuk
meminimalisasi kesalahan pengukuran. Terkadang sampel akan meluap membanjiri
cairan water bath, apabila sensor bagian atas mati sehingga pompa hisap akan
berjalan terus. Apabila hal itu terjadi
maka kita akan repot mengganti seluruh
isi waterbath. Untuk itu pengamatan sampel sangat diperlukan, agar kita biasa
langsung mematikan pompa saat ada indikasi sampel akan meluap ke waterbath.
Ada beberapa lembaga pemerintah yang berwenang untuk melakukan pengujian viskositas ini seperti pertamina, Lemigas, LIPI, BPPT dll. Disamping itu juga ada Laboratorium lain yang telah terakreditasi seperti Sucofindo, Prolab, Petrolab dll.
Ada beberapa lembaga pemerintah yang berwenang untuk melakukan pengujian viskositas ini seperti pertamina, Lemigas, LIPI, BPPT dll. Disamping itu juga ada Laboratorium lain yang telah terakreditasi seperti Sucofindo, Prolab, Petrolab dll.
18
|
Pengukuran pelumas dilakukan pada
temperature 40 deg C (derajat celsius) dan 100 deg C (derajat celsius), hal ini
dimaksudkan untuk menghitung Indeks Viskositas. Indeks viskositas adalah suatu
ukuran dari perubahan viskositas terhadap temperatur. Viskositas pelumas akan
turun jika temperatur naik, sebaliknya viskositas akan naik jika temperatur
turun. Perubahan ini tidak akan sama untuk semua pelumas. Untuk menunjukkan
perubahan ini dengan suatu bilangan maka digunakan indeks viskositas yang dapat
diukur melalui perbandingan angka viskositas yang ditentukan pada dua temperatur
yaitu 40˚C dan 100˚C. Metode standar untuk penentuan VI adalah ASTM D-2270.
19
|
Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas:
2.5.1. Suhu
Viskositas
berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan
begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2.5.2. Konsentrasi
larutan
Viskositas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi
tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
2.5.3. Berat
molekul solute
Viskositas
berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang
berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga
manaikkan viskositas.
2.5.4. Tekanan
Semakin
tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
2.6.
20
|
Menurut Maleev (1991), Suatu pelumasan mesin
yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Memelihara film minyak lumas yang baik pada dinding
silinder hingga mencegah keausan berlebihan pada landasan silinder, torak, dan
cincin torak.
2. Mencegah pelekatan cincin torak.
3. Merapatkan kompresi dalam silinder.
4. Tidak
meninggalkan endapan karbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam
lubang buang, lubang bilas.
5. Tidak melapiskan cat pada permukaan torak
suatu silinder.
6. Mencegah keausan bantalan.
7. Mencuci bagian dalam mesin.
8. Tidak membentuk Lumpur, penyumbatan saluran
minyak, lapisan dan saringan atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak
(oil cooler).
9. Dapat di gunakan dengan sembarangan jenis
saringan.
10. Penggunaannya hemat.
11. Memungkinkan selang waktu lama antara
penggantian.
12. Mempunyai sifat baik pada start dingin.
2.7.
21
|
Pada umumnya sistem
pelumasan yang sering digunakan pada mesin dibagi atas dua bagian yaitu :
2.7.1. Sistem pelumasan kering
Sistem
pelumasan kering yaitu minyak lumas ditampung ditempat yang lain yaitu sump
tank. Di kapal sistem pelumasan yang digunakan adalah sistem pelumasan kering
yaitu sistem pelumasan tekanan penuh yaitu minyak berasal dari tempat
penampungan (sump tank) yang disirkulasikan dengan pompa dengan tekanan
tertentu kebagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan kemudian minyak
kembali ke tangki penampungan (sump tank).
Pada sistem
pelumasan yang digunakan di kapal sebelum menghidupkan mesin maka diharuskan
melakukan pelumasan awal engkol, torak, mahkota torak, (piston crown), bantalan utama connecting
rod, silinder, komponen penggerak katup, turbo charge.
Sirkulasi
minyak mulai diserap oleh pompa roda gigi dari tangki penampungan (sump tank) kemudian disaring oleh
saringan minyak lumas (oil filter)
kemudian minyak lumas itu didinginkan di pendingin minyak (LO Cooler) kemudian minyak lumas tersebut melumasi bagian-bagian
yang memerlukan pelumasan itu minyak lumas kembali ke tangki penampungan (sump tank).
2.7.2. Sistem pelumasan basah
Sistem pelumasan ini pada mumumnya dipergunakan pada mesin kapal yang
berdaya rendah.Ini disebabkan karena konstruksinya yang masih relatif
sederhana.Pada sistem pelumasan basah pompa minyak lumas memompa minyak lumas
dari bak minyak pelumas kedalam mangkok minyak pelumas pada setiap pangkat
batang engkol bergerak mencebur ke dalam mangkok tersebut dan memercikkan
minyak pelumas dari dalam mangkok membasahi bagian-bagian yang harus dilumasi.
22
|
2.8.
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SISTEM PELUMASAN
2.8.1. Fungsi Pesawat Pemindah Panas Minyak Lumas (L.O. Cooler).
L.O. Cooler merupakan sebuah alat
pendingin dimana minyak pelumas yang mempunyai kenaikan temperatur akibat panas
gesekan dan panas jenis lainnya didalam sebuah alat yaitu L.O Cooler akan didinginkan oleh air laut dengan cara bersinggungan,
yang mana temperatur minyak lumas akan diserap panasnya oleh air laut yang
berada dalam pipa-pipa kapiler yang selanjutnya temperatur minyak pelumas akan
mengalami penurunan akibat penyerapan oleh air laut.
23
|
Gambar.1
L.O COOLER
Gambar.2
L.O COOLER
2.8.2. Fungsi pompa air laut (sea water pump)
Pompa air laut
berfungsi memompa air laut ke dalam L.O Cooler
untuk menyerap panas minyak lumas secara bersinggungan.
Gambar.3 sea water pump
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Rencana tempat di
laksanakannya penelitian di lakukan pada saat melaksanakan praktek laut di atas
kapal selama ± 1 tahun dengan mengumpulkan
data yang di dapat nantinya.
3.2. METODE PENGUMPULAN DATA
Data daninformasi yang diperlukan untuk
penulisan proposal penelitian ini dikumpulkan melalui :
3.2.1.
MetodeLapangan (Field Research),yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung
pada obyek yang diteliti. Data dan informasi dikumpulkan melalui :
a.
Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dimana
penulis melaksanakan praktek laut.
b.
Wawancara, mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan para
perwira yang ada di kapal dan para Dosen di lingkungan Politeknik Ilmu
Pelayaran Makassar.
24
|
25
|
Untuk
menunjang kelengkapan pembahasan penulis ini diperoleh data dan sumber :
3.1.2.
Jenis data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Data
kualitatif
Data yang
biasa peneliti dapatkan yaitu langsung dari crew
engine (Adapun sumber data yang penulis gunakan terdiri atas awak kapal yang mempunyai tugas di kamar mesin ) melalui pertanyaan –
pertanyaan yang menyangkut pelumasan baik itu pada saat mengalami masalah
maupun dalam keadaan normal, pembahasan tentang pelumasan ini biasa
dilaksanakan pada saat peneliti jaga di atas kapal, meeting (pertemuan), dan
saat langsung mengadakan perbaikan pada sistem pelumasan motor induk tersebut.
b. Data
kuantitatif
Data yang diperoleh
dalam bentuk angka-angka berasal dari tempat penelitian yang perlu diolah
kembali.
26
|
a.
Data primer
Data
ini merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari kapal dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan masinis dan KKM tentang mesin penggerak utama
khususnya pada bagian sistem pelumasan serta
diperoleh dengan cara metode survey,
yaitu dengan mengamati, mengukur dan mencatat secara langsung di lokasi
penelitian.
b.
Data sekunder
Data ini merupakan
data yang diperoleh dari literatur-literatur dan artikel-artikel yang ada
hubungannya dengan masalah dan merupakan data pelengkap dari data primer yang
didapat dari perusahaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian
ini.
3.4. LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN
Kegiatan penelitian direncanakan pada saat
penulis mengadakan praktek laut.
Untuk mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan dari apa yang didapatkan
lewat studi kepustakaan. Selanjutnya kita memulai identifikasi masalah -
masalah yang ada dan menetapkan apa yang menjadikan tujuan dan masalah yang
kita temui, maka kita dapat menentukan metode penelitian yang sesuai dari apa
yang kita peroleh sesuai dengan langkah – langkah diatas, maka kita dapat
mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang
telah diperoleh diolah sesuai dengan teori metode yang kita telah tetapkan dari
awal sebelum kita melakukan pengumpulan data - data yang telah kita olah
kemudian kita analisa, hasil yang diperoleh dengan membandingkan hasil – hasil
dari disiplin teori yang kita gunakan.Dari hasil perhitungan yang kita analisa
kemudian kita membuat pembahasan mengenai hal tersebut.
27
|
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan
penelitian maka perlu membuat suatu diagram perencanaan agar dalam melakukan
penelitian dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam proposal
ini kemudian dituangkan dalam bentuk karya ilmia berupa skripsi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
4.1. ASPEK TEKNIK
Suhu yang
dihasilkan pada kepala silinder, blok silinder dan minyak pelumas untuk minyak
pelumas jenis MS, JD, CS. yang setiap jamnya diukur dengan menggunakan
termometer digital yang telah disediakan.
Dari suhu kepala
silinder, blok silinder dan minyak pelumas untuk minyak pelumas jenis MS, suhu
pada kepala silinder relatif stabil dengan tidak mengalami perubahan suhu yang
signifikan. Pada blok silinder suhu mengalami perubahan pada pertengahan waktu
pengamatan tetapi pada akhir waktu suhu blok meng-alami penurunan dari suhu
awal 63°C ke 62°C, sedangkan suhu minyak pelumas relatif stabil walaupun di jam
ke-4 mengalami penaikan suhu sebesar 4°C, tetapi di akhir pencatatan suhu
kem-bali ke awal menjadi 50°C.
4.2.
PEMBAHASAN
28
|
29
|
suhu mesin yang tinggi, kekentalan
oli cenderung turun dan oli mengalami pemuaian volume, sebaliknya bila suhu
mesin rendah maka kekentalan oli cenderung meningkat, dan oli mengalami
penyusutan volume. Oli mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan
temperatur. Dari beberapa faktor, temperatur minyak pelumas sangat berperan
penting dalam sebuah pelumasan pada mesin, karena apabila temperatur minyak
pelumas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya efisiensi dari
pelumasan tersebut. Ini karena karakteristik tiap jenis dan merek oli berbeda
sesuai dengan komposisi kimia didalamnya.
Semakin tinggi suhu cairan semakin
kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar viskositasnya.
Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston. Ada banyak
bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami piston. Di sinilah
keguna-an oli. Oli memisahkan kedua permukaan yang berhubungan sehingga gesekan
pada piston diper-kecil. Oleh sebab itu, pemilihan oli yang baik akan
mempengaruhi kondisi mesin karena oli yang mempunyai kualitas yang baik salah
satu satu satu keunggulannya adalah mampu mempertahankan suhu mesin yang timbul
akibat dari gesekan-gesekan yang terjadi pada mesin maupun beban mesin tersebut,
temperatur bisa naik melalui sirkulasi pelumas yang tidak cukup untuk
menghilangkan panas disebabkan oleh gesekan yang terjadi pada bearing.
BAB V
PENUTUP
5.1.
KESIMPULAN
Pelumas adalah zatkimia, yang
umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan. Cairan (minyak lumas) merupakan
salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan
tekanan tetap.
Fungsi lain sitem pelumasan (oli)
1. Oli harus membentuk lapisan antara
dua logam untuk mencegah kontak secara langsung antara dua permukaan logam
sehingga bisa mengurang keausan dan panas yang berlebihan
2. Oli mendinginkan bagian mesin lain.
3. Berfungsi sebagai seal antara piston
dan lubang dinding silinder
4. Mengeluarkan kotoran-kotoran dari
bagian mesin
5. Mencegah karat pada bagian mesin
5.2.
SARAN
30
|
DAFTAR PUSTAKA
Bp3ip,
2007/2008, PERMESINAN BANTU, Makassar : PIP MAKASSAR
Ir. Suharto
Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta : PT. Rineka cipta
Maanen,P.Van,
Motor Diesel Kapal Jilid 1. Nautech.
Maleev,
M.E.,DR.AM, V.L Operasi dan Pemeliharaan Motor Diesel.
PIP-MKS,
2004, PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI, MAKASSAR. Tim PIP
DAFTAR REFERENSI DARI MEDIA INTERNET
·
http.www.geogle.co.id.lubricating
oil cooler
·
http.www.geogle.co.id.sea
water pump
·
http://Wikipedia.org/wiki/temperature
31
|
0 komentar:
Posting Komentar