MINYAK DIESEL (MDF)
Minyak diesel merupakan salah satu hasil produksi yang dihasilkan melalui proses yang sama seperti minyak solar dan mempunyai keunggulan yang sama untuk beberapa parameter spesifikasi antara lain:
- Cetane number yang tinggi untuk menghasilkan pembakaran yang lebih baik pada mesin.
- Water Content dan Sulphur Content yang sangat rendah sehingga mencegah dan mengurangi korosi.
MINYAK SOLAR (HSD)
Minyak solar merupakan salah satu hasil produksi proses cracking distillate dari minyak pelumas bekas dan mempunyai keunggulan yaitu:
- Cetane Number dan Cetane Index yang tinggi sehingga menghasilkan kualitas pembakaran yang sempurna pada mesin.
- Water Content dan Sulphur Content yang sangat rendah karena bahan baku sebelum diproses telah melalui tahap dewatering (pemisahan air dari minyak pelumas bekas). Sehingga dapat mencegah dan mengurangi timbulnya korosi dan terbentuknya endapan pada ruang bakar mesin
MARINE FUEL OIL (MFO)
Ada yang udah tau apa itu MFO?
Bahan Bakar Marine Fuel Oil Pada
dasarnya pembakaran merupakan reaksi cepat suatu senyawa dengan
oksigen. Selain itu, pembakaran juga merupakan hasil sejumlah besar
reaksi yang rumit. Pada proses pembakaran akan disertai dengan
pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Reaksi yang mungkin terjadi adalah
reaksi pirolisis yaitu pemecahan termal molekul besar menjadi molekul
kecil tanpa kehadiran oksigen jika bereaksi dengan oksigen maka reaksi
ini akan menghasilkan nyala (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Pada
dasarnya pembakaran merupakan reaksi cepat suatu senyawa dengan
oksigen. Selain itu, pembakaran juga merupakan hasil sejumlah besar
reaksi yang rumit. Pada proses pembakaran akan disertai dengan
pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Reaksi yang mungkin terjadi adalah
reaksi pirolisis yaitu pemecahan termal molekul besar menjadi molekul
kecil tanpa kehadiran oksigen jika bereaksi dengan oksigen maka reaksi
ini akan menghasilkan nyala (Fessenden dan Fessenden, 1997).
Bahan bakar merupakan material dengan suatu jenis energi yang bisa di ubah menjadi energi berguna lainnya.
Jenis-senis bahan bakar :
•Bahan bakar padat, meliputi batu bara dan kayu.
•Bahan bakar cair, meliputi bahan bakar minyak seperti bensin, kerosin, dan solar
•Bahan bakar gas, meliputi gas hidrogen dan gas helium
•Bahan bakar nuklir
Proses pembakaran yang ada selama ini, terbagi atas dua jenis pembakaran, yaitu :
•Pembakaran sempurna, yaitu pembakaran yang terjadi dengan adanya proses pengubahan suatu senyawa menjadi C02 dan H20
•Pembakaran
tidak sempurna, yaitu pembakaran yang terjadi yang disebabkan
persediaan O2 tidak cukup untuk pembakaran sempurna menghasilkan karbon
monoksida atau kadang-kadang dalam bentuk arang atau jelaga.
Marine Fuel Oil
Marine
Fuel Oil adalah bahan bakar minyak, yang digunakan untuk pembakaran
langsung di dapur-dapur industri dan pemakaian lainnya seperti untuk
Marine Fuel Oil. MFO merupakan bahan bakar minyak yang bukan termasuk
jenis distilate, tetapi termasuk jenis residue yang lebih kental pada
suhu kamar serta berwarna hitam pekat.
Mutu
MFO yang baik harus memenuhi batasan sifat – sifat yang tercantum pada
spesifikasi dalam segala cuaca. Karena secara umum bahan bakar MFO
hanya dapat dipompa dan diatomisasikan setelah melalui pemanasan
terlebih dahulu.
Beberapa
batasan sifat–sifat bahan bakar MFO, baik sifat fisika maupun sifat
kimia yang harus dipenuhi di dalam penggunaannya adalah :
•Sifat kestabilan
•Sifat kekentalan
•Sifat korosifitas
•Sifat kebersihan
•Sifat keselamatan
Kegunaan Marine Fuel Oil :
Pabrik / industri Boiler (ketel uap), Heating (pemanas), Drying (pengering), Furnace (dapur/tungku industri).
Industri Pertanian Pemanas (untuk pemnas ruangan, pada negara musim dingin), Pemanas Tembakau ( Tobacco heating)
Industri Konstruksi Mesin – mesin konstruksi , Pemanas Pabrik Aspal (asphalt plant heating)
Transportasi Laut Mesin Generator Listrik
Perikanan Laut Bahan bakar kapal
Industri Lain Pemanas Gedung (Negara beriklim dingin), Bulldozer (Road transportation)
Proses Pembuatan MFO di PT Pertamina (Persero) UP IV Cilacap
Minyak
bumi atau minyak mentah (crude oil) merupakan bahan galian dari perut
bumi yang yang masih memerlukan proses lebih lanjut karena minyak bumi
tersebut belum dapat digunakan secara langsung. Untuk itu dilakukan
pengolahan agar didapat produk-produk yang sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan untuk masing-masing produk.
Minyak
bakar adalah suatu produk dari hasil pengolahan minyak bumi dimana
untuk mendapat minyak bakar dapat dilakukan dengan cara :
a. Distilasi Atmosferik
b. Distilasi Hampa
c. Proses Perengkahan
– Thermal Cracking
– Catalytic Cracking
d. Proses Pencampuran
Distilasi Atmosfer
Distilasi
atmosfer adalah proses pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedahan titik didihnya pada tekanan atmosfer dan temperatur maksimum
350C0. Proses distilasi mencakup dua kegiatan yaitu penguapan dan
pengembunan. Pada penguapan memerlukan panas untuk menaikkan temperatur.
Sebaliknya pada pengembunan dilakukan dengan mengambil atau melepas
panas penguapan.
Minyak
mentah atau crude oil sebelum diolah harus dilakukan analisa terlebih
dahulu untuk mengetahui jenis karakteristiknya dan adanya unsur-unsur
yang tidak diinginkan (impurities) yang terkandung didalamnya. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan kondisi operasi yang sesuai dengan
jenis minyak bumi yang akan diolah dan proses penghilangan
senyawa-senyawa impurities.
Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah :
•Gas
•Nafta
•Kerosin
•Gas oil (solar)
•Residu (long residue)
Distilasi Hampa
Pada
dasarnya distilasi hampa hampir sama dengan distilasi atmosfer, yang
membedakannya yaitu pada distilasi hampa tekanan didalam kolom
fraksinasi diturunkan sampai dibawah satu atmosfer (10 – 40 mmHg).
Proses distilasi hampa dilakukan untuk memproses lebih lanjut residu
(long residue) yang merupakan sisa dari proses distilasi atmosfer,
karena dengan distilasi atmosfer tidak mampu lagi memisahkan
fraksi-fraksi yang masih terdapat di dalam residu. Hal ini dikarenakan,
jika suhu pada distilasi atmosfer dinaikkan lebih dari suhu maksimumnya
maka akan terjadi perengkahan (cracking) yang akan merusak mutu produk.
Dengan menurunkan tekanan pada kolom fraksinasi maka titik didih residu
akan turun dan residu dapat dipisahkan menurut fraksi-fraksi yang masih
ada tanpa terjadi perengkahan (cracking).
Hasil dari proses distilasi hampa antara lain:
•Vakum gas oil
•Short residu
Proses Perengkahan
Secara
sederhana proses perengkahan merupakan proses pemisahan hidrokarbon
dengan bobot molekul yang besar menjadi komponen dengan bobot molekul
yang lebih kecil. Proses perekahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.Themal cracking
2.Catalytic cracking
3.Hidro cracking
Thermal Cracking
Thermal
cracking adalah proses perekahan yang dilakukan dengan temperatur dan
tekanan tinggi. Proses ini adalah yang paling konvensional diantara
ketiga proses cracking tersebut diatas karena hasil perengkahannya tidak
terarah sehingga sekarang jarang digunakan.
Bahan
baku untuk proses ini adalah long residue dan hasil dari proses ini
salah satunya adalah solar. Solar yang dihasilkan kurang baik mutunya
terutama sifat kestabilannya karena banyak mengandung senyawa olefin.
Catalytic Cracking
Catalytic
cracking merupakan proses perengkahan secara kimiawi dengan suhu tinggi
dan tekanan sedang dengan bantuan katalisator didalam reaktor, kemudian
masuk kolom fraksinasi untuk dipisahkan menurut perbedaan
fraksi-fraksinya.
Proses Pencampuran (Blending)
Minyak
bakar MFO dibuat dengan cara mencampur antara residu dengan produk
kilang lainnya (misalnya: kerosene, solar, HVGO, atau produk lainnya).
Pencampuran dua produk atau lebih disebut blending. Pada produksi proses
blending dilakukan dengan cara proses pencampuran dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
•system
batch, dimana komponen solar yang akan di campur dimasukan dalam suatu
tempat (tangki) dengan perbandingan tertentu kemudian di aduk hingga
merata.
•system
in line blend, sistem dimana komponen solar yang akan dicampur
dialirkan melalui pipa khusus secara bersamaan dengan perbandingan
tertentu, sehingga diharapkan sesampainya di tempat penampung (tangki)
campuran tersebut sudah merata (homogen).
MFO merupakan salah satu produk dari proses ini. Pada PT Pertamina (Persero) UP IV Cilacap salah satu unitnya adalah
Sifat – sifat Marine Fuel Oil
Penggunaan
bahan bakar MFO harus aman, tidak membahayakan manusia, tidak merusak
mesin, harus efisien dalam penggunaanya serta tidak menimbulkan
pencemaran bagi lingkungan. Untuk memberi jaminan mutu bagi pelanggan
dalam hal keselamatan dan kenyamaan, bahan bakar MFO secara cepat dapat
dilihat dari sifat/spesifikasi. Beberapa batasan sifat–sifat bahan bakar
MFO, baik sifat fisika maupun sifat kimia yang harus dipenuhi di dalam
penggunaannya adalah :
•Sifat kestabilan
•Sifat kekentalan
•Sifat korosifitas
•Sifat kebersihan
•Sifat keselamatan
Sifat Kestabilan
Minyak
bakar dibuat dengan cara blending dari bermacam-macam komponen dalam
proporsi tertentu, campurannya harus betul-betul homogen. Dengan
homogennya campuran akan menghasilkan nilai kalori yang maksimal dan
stabil. Bila campuran tidak homogen, karena terjadi penggumpalan, maka
kestabilan pembakaran akan terganggu sehingga efisiensinya menurun. Hal
ini disebabkan karena adanya hidrokarbon tidak jenuh yang bila
teroksidasi menghasilkan endapan dan akan mengganggu stabilitas
pembakaran. Pengujian sifat kestabilan dilakukan dengan pengujian
desnsity at 15oC berdasarkan ASTMD 1298.
Sifat Kekentalan
Kekentalan
fuel oil merupakan indikasi mudah tidaknya fuel tersebut dipompakan.
Kekentalan erat hubungannya dengan kemudahan saat penyaluran dengan pipa
maupun saat dipakai pada burner. Pengujian sifat kekentalan dilakukan
dengan pengujian viscosity kinematic at 50oC berdasarkan ASTM D 445 dan
pengujian pour point berdasarkan ASTM D 97.
Sifat Korosifitas
Sifat
korosifitas erat hubungannya pada saat pembakaran, karena kandungan
sulfur yang ada diubah menjadi oksidanya, dan dengan adanya air akan
mengembun menjadi asam. Dan asam yang terbentuk tersebut akan dapat
menyebabkan korosif pada mesin pembakaran.
Pengaruh
kandungan sulfur dalam bahan bakar menyebabkan pencemaran udara (gas
sulfur dioksida adalah gas yang berbau rangsang) dan korosif yang
mengakibatkan kerusakan peralatan pada dapur pembakaran (furnace).
Pengujian sifat korosifitas dilakukan dengan pengujian sulphur content
berdasar ASTM D1552.
Sifat Kebersihan
Sering
kali pada saat proses pengolahan suatu bahan bakar dapat terjadi
kontaminasi dari suatu zat lain. Kontaminasi fuel oil dengan zat lain
tersebut yang terjadi akan mempengaruhi mutu dari fuel oil. Kontaminasi
tersebut dapat berasal dari kadar karbon dan juga air.
Pengaruh
dari tingginya kadar kontaminasi arang/karbon dan sediment
mengakibatkan terbentuknya kerak arang pada nozzle burner, menyebabkan
penyumbatan atau kurang lancarnya proses pembakaran. Dan kontaminasi air
dapat menyebabkan pembakaran hidrokarbon akan berkurang, karena pada
saat pembakaran air diubah menjadi uap air sehingga panas yang terjadi
dari tidak maksimal dalam proses pembakaran. Pengujian sifat kebersihan
dilakukan dengan pengujian water content, ASTM D 95.
Sifat Keselamatan
Sifat
keselamatan bahan bakar MFO meliputi keselamatan di dalam pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaan. Bahan bakar solar harus memiliki salah satu
sifat keselamatan yaitu bahwa bahan bakar solar tidak terbakar akibat
terjadi loncatan api. Pengujian sifat keselamatan dilakukan dengan
melakukan pengujian flash point berdasarkan ASTM D 93.
semoga bermanfaat
Terimakasih artikel nya semoga bermanfaat di dunia maritim maupun industry lainya . apa bila ada kebutuhan hot water boiler,thermal oil heater,piping heater barge palka bisa hubungi kami
BalasHapusSalam ,
RATMAN
081388666204
PT.INDIRA DWI MITRA
http://indira.co.id
Terimakasih telah membaca postingan saya
Hapus