PENGERTIAN REFRIGERASI
Apa Yang Dimaksud Dengan Refrigasi - Mesin Pendingin
Refrigerasi adalah
produksi atau pengusahaan dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu
bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari pada suhu
lingkungan atau atmosfir sekitarnya dengan cara penarikan atau
penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut.
Refrigrasi dapat
dikatakan juga sebagai sebagai proses pemindahan panas dari suatu bahan
atau ruangan ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas, 1993), sedangkan
menurut Hartanto (1985) pendinginan atau refrigerasi adalah suatu proses
penyerapan panas pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena proses penguapan bahan pendingin (refrigeran).
Menurut Arismunandar dan
Saito (2005) refrigerasi adalah usaha untuk mempertahankan suhu rendah
yaitu suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur
dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan terhadap
kondisi udara dari suatu ruangan tertentu, faktor suhu dan temperatur
sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan nilai kesegaran
ikan.
Refrigrasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal)
dari bahan refrigerant selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk
cairan menjadi bentuk gas atau uap da sebaliknya dari gas kembali
menjadi cairan (Ilyas, 1993).
1. Gambaran Umum Refrigerasi Mekanik
Prinsip dasar dari refrigerasi mekanik adalah proses penyerapan panas
dari dalam suatu ruangan berinsulasi tertutup kedap lalu memindahkan
serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut.
Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga atau energi. Energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik yaitu untuk menggerakkan kompresor pada unit refrigerasi (Ilyas, 1993 ).
2. Proses Yang Berlangsung Dalam Sistem Refrigerasi
Dalam suatu sistem refrigrasi mekanik, berlangsung beberapa proses fisik
yang sederhana. Jika ditinjau dari segi termodinamika, seluruh proses
perubahan itu terlibat tenaga panas, yang dikelompokkan atas panas laten
penguapan, panas sensibel, panas laten pengembunan dan lain
sebagainya.
Menurut Sofyan Ilyas (1993), suatu siklus refrigrasi secara berurutan
berawal dari pemampatan, melalui pengembunan (kondensasi), pengaturan
pemuaian dan berakhir pada penguapan (evaporasi).
Satu siklus refrigrasi kompresi uap adalah sebagai berikut:
Pemampatan (kompresi). Uap refrigeran lewat panas bersuhu dan tekanan
rendah yang berasal dari proses pengupan dimampatkan oleh kompresor
menjadi uap bersuhu dan bertekanan tinggi agar kemudian mudah
diembunkan, uap kembali menjadi cairan didalam kondensor.
Pengembunan (kondensasi). Proses pengembunan adalah proses pengenyahan
atau pemindahan panas dari uap refrigeran bersuhu dan bertekanan tinggi
hasil pemampatan kompresor ke medium pengembun di luar kondensor.
Pemuaian. Pemuaian adalah proses pengaturan kesempatan bagi refrigeran cair untuk memuai agar selanjutnya dapat menguap di evaporator.
Penguapan (evaporasi), pada proses ini, refrigeran cair berada dalam pipa
logam evaporator mendidih dan menguap pada suhu tetap, walaupun telah
menyerap sejumlah besar panas dari lingkungan sekitarnya yang berupa zat
alir dan pangan dalam ruangan tertutup berinsulasi. Panas yang diserap
dinamakan “panas laten penguapan.
KOMPONEN SISTEM REFRIGERASI
1. Komponen Utama Sistem Refrigrasi
Komponen pokok adalah
komponen yang harus ada / dipasang dalam mesin refrigerasi. Menurut
Hartanto (1985) komponen pokok tersebut meliputi :
Kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver
tank), katup ekspansi dan evaporator. Masing-masing komponen dalam
sistem kompresi uap mempunyai sifat-sifat yang tersendiri
(Stoecker,1989).
a. Kompresor
Kompresor merupakan
jantung dari suatu sistem refrigerasi mekanik, berfungsi untuk
menggerakkan sistem refrigerasi agar dapat mempertahankan suatu
perbedaan tekanan antara sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi
dari sistem (Ilyas, 1993).
Kompresor refrigerasi yang paling umum adalah kompresor torak (reciprocating compressor), sekrup (screw), sentrifugal, sudu (vane). (Stoecker, 1989).
Menurut Hartanto (1985) berdasarkan cara kerjanya kompresor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kompresor torak dan kompresor rotary.
1) Kompresor torak
Kompresor torak yaitu
kompresor yang kerjanya dipengaruhi oleh gerakan torak yang bergerak
menghasilkan satu kali langkah hisap dan satu kali langkah tekan yang
berlainan waktu. Kompresor torak lebih banyak digunakan pada unit mesin
pendingin berkapasitas besar maupun kecil seperti lemari es, cold
storage, collroom.
Kontruksi kompresor torak silinder ganda |
2) Kompresor rotary
Kompresor rotary yaitu kompresor yang kerjanya berdasarkan putaran
roller pada rumahnya, prinsip kerjanya adalah satu putaran porosnya akan
terjadi langkah hisap dan langkah tekan yang bersamaan waktunya,
kompresor rotary terdiri dua macam yaitu kompresor rotary dengan pisau /
blade tetap.
Kompresor rotary dengan dua buah blade |
Berdasarkan kontruksinya, kompresor terdiri dari :
1) Kompresor tertutup
Kompresor jenis ini
banyak digunakan pada unit mesin refrigerasi yang kecil. Kompresor
tertutup dibedakan dua macam yaitu kompresor hermetik dan kompresor semi hermetik
a) Kompresor hermetik
Kompresor yang di bangun dengan tenaga penggeraknya (motor
listrik) dalam satu tempat tertutup. Jenis kompresor hermetik yang
sering digunakan adalah kompresor hermetik torak pada lemari es dan
kompresor hermetik rotary pada air conditioner.
b) Kompresor semi hermetik
Kompresor yang bagian
rumah engkolnya dibangun menjadi satu dengan motor listriknya sebagai
tenaga penggerak. Pada kompresor ini tidak diperlukan penyekat poros
sehingga dapat dicegah terjadinya kebocoran gas refrigeran.
2) Kompresor terbuka
Kompresor yang dibangun
terpisah dengan motor penggeraknya. Jenis ini banyak digunakan pada
unit refrigerasi yang berkapasitas besar seperti pabrik es,
coldstrorage. Pada kompresor terbuka salah satu porosnya keluar dari
kompresor untuk menerima putaran dari tenaga penggeraknya.
a. Kondensor
Pengembun atau kondensor
adalah bagian dari refrigerasi yang menerima uap refrigeran tekanan
tinggi yang panas dari kompresor dan mengenyahkan panas pengembunan itu
dengan cara mendinginkan uap refrigerant tekanan tinggi yang panas ke titik embunnya dengan cara mengenyahkan panas sensibelnya.
Pengenyahan selanjutnya panas laten menyebabkan uap itu mengembun menjadi cairan.(Ilyas,1993)
Jenis- jenis kondensor yang kebanyakan dipakai adalah sebagai berikut:
1) Kondensor pipa ganda (Tube and Tube)
Jenis kondensor ini
terdiri dari susunan dua pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir
melalui saluran yang berbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari
atas ke bawah.
Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam dengan arah yang berlawanan dengan arah aliran refrigeran.
Kondensor pipa ganda (Tube and Tube Condensor )
Keterangan :
a. Uap refrigeran masuk
b. Air pendingin keluar
c. Air pendingin masuk
d. Cairan refrigeran keluare. Tabung luar
f. Sirip bentuk bunga
g. Tabung dalam
1) Kondensor tabung dan koil ( Shell and Coil )
Kondensor tabung dan koil adalah kondensor yang terdapat koil pipa air pendingin di dalam tabung yang di pasang pada posisi vertikal.
Tipe kondensor ini air mengalir dalam koil, endapan dan kerak yang
terbantuk dalam pipa harus di bersihkan dangan bahan kimia atau
detergen.
2) Kondensor pendingin udara
Kondensor pendingin
udara adalah jenis kondensor yang terdiri dari koil pipa pendingin yang
bersirip pelat (tembaga atau aluminium).
Udara mengalir dengan
arah tegak lurus pada bidang pendingin, gas refrigeran yang
bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsur
mencair dalam alirannya ke bawah.
3) Kondensor tabung dan pipa horizontal (Shell and Tube)
Kondensor tabung dan
pipa horizontal adalah kondensor tabung yang di dalamnya banyak terdapat
pipa – pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir dalam pipa – pipa
tersebut.
Ujung dan pangkal pipa
terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung
dipasang sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipa – pipa.
Kondensor selubung dan tabung (Shell and Tube condenser)
Keterangan :
- Saluran air pendingin keluar
- Saluran air pendingin masuk
- Pelat pipa
- Pelat distribusi
- Pipa bersirip
- Pengukur muka cairan
- Saluran masuk refrigeran
- Tabung keluar refrigeran
- Tabung
Kondensor yang sering digunakan pada kapal-kapal ikan adalah kondensor
jenisshell and tube. Kondensor ini terbuat dari sebuah silinder besar
yang di dalamnya terdapat susunan pipa-pipa untuk mengalirkan air
pendingin.
Tangki penampung (receiver tank)
Tangki penampung (Receiver) adalah tangki yang digunakan untuk menyimpan refrigerant cair yang berasal dari pengeluaran kondensor (Ilyas,1993).
Namun, apabila
temperatur air pendingin didalam kondensor relatif rendah, dan
temperatur ruang mesin di manatangki penampung cairan dipasang lebih
tinggi, kadang - kadang cairan refrigeran yang terjadi di dalam
kondensor tidak dapat mengalir dengan mudah.
Dalam hal ini, bagian
atas kondensor harus dihubungkan dengan bagian atas penerima cairan oleh
penyama tekanan (Arismunandar dan Saito, 2005).
Menurut Ilyas (1993), sebagai tempat refrigeran, receiver mempunyai empat fungsi yaitu :
- Menyimpan refrigeran cair selama operasi dan untuk maksud servis.
- Meningkatkan perubahan dalam muatan refrigeran dan volume cairan, yakni pemuaian dan penyusutan refrigeran karena perubahan suhu.
- Sebagai tempat penyimpanan refrigeran bilamana sistem refrigerasi dimatikan untuk tujuan perbaikan dan pemeliharaan serta pada saat sistem akan dimatikan dalam jangka waktu yang lama.
Pada receiver dilengkapi
dengan sebuah gelas penduga untuk melihat kapasitas freon dalam sistem
dan juga dilengkapi dengan katup keamanan sebagai pengaman untuk
mengatasi tekanan yang berlebihan dalam sistem.
Receiver |
a. Katup Ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk mengekspansikan secara adiabatik
cairan refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai
mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah.
Pada waktu katup ekspansi membuka saluran sesuai dengan jumlah
refrigeran yang diperlukan oleh evaporator, sehingga refrigeran menguap
sempurna pada waktu keluar dari evaporator (Arismunandar & Saito,
2005).
Apabila beban pendingin turun, atau apabila katup ekspansi membuka lebih
lebar, maka refrigeran didalam evaporator tidak menguap sempurna,
sehingga refrigeran yang terhisap masuk kedalam kompresor mengandung
cairan.
Jika jumlah refrigeran
yang mencair berjumlah lebih banyak atau apabila kompresor mengisap
cairan, maka akan terjadi pukulan cairan (Liquid hammer) yang dapat
merusak kompresor. (Arismunandar & Saito, 2005)
Menurut Hartanto (1985), katup ekspansi berdasarkan cara kerjanya terdiri dari :
1) Katup ekspansi manual / tangan
Berfungsi untuk mengontrol arus refrigerant supaya tepat mengimbangi
beban refrigrasi. Alat ini hanya digunakan kalau beban refrigrasi
konstan yang menunjukkan bahwa perubahan kecil dan berkembang lambat.
Sering dipasang paralel dengan alat kontrol lain sehingga system dapat
tetap dioperasikan jika katup yang lain dalam keadaan rusak
(Ilyas,1993).
Katup Ekspansi Manual |
2) Katup ekspansi automatik
Katup yang cara kerjanya
berdasarkan tekanan dalam evaporator. Cara kerja katup ini adalah pada
waktu mesin pendingin tidak bekerja, katup ekspansi tertutup karena
tekanan dalam evaporator lebih besar daripada tekanan pegas katup yang
telah diatur.
Setelah mesin bekerja,
uap didalam evaporator akan terhisap oleh kompresor sehingga tekanan
didalam evaporator berkurang. Setelah tekanan didalam evaporator lebih
rendah daripada tekanan pegas maka pegas akan mengembangkan diafragma
dan mendorong katup sehingga membuka.
3) Katup ekspansi thermostatis (thermostatic expantion valve)
Katup ini bertugas
mengontrol arus refrigran yang dioperasikan secara mengindera oleh suhu
dan tekanan di dalam evaporator dan mensuplai refrigeran sesuai
kebutuhan evaporator.
Operasi katup ini dikontrol oleh suhu bulb kontrol dan oleh tekanan didalam evaporator (Ilyas,1993).
Katup Ekpansi Thermostatik |
a. Evaporator
Evaporator berguna untuk
menguapkan cairan refrigeran, penguapan refrigeran akan menyerap panas
dari bahan / ruangan, sehingga ruangan disekitar menjadi dingin.
Menurut Arismunandar dan
Saito (2005), penempatan evaporator dibedakan menjadi empat macam
sesuai dengan keadaan refrigeran didalamnya, yaitu :
1) Evaporator kering (dry expantion evaporator)
2) Evaporator setengah basah
3) Evaporator basah (flooded evaporator), dan
4) Sistem pompa cairan
Pada evaporator kering,
cairan refrigeran yang masuk kedalam evaporator sudah dalam keadaan
campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan uap
kering, karena sebagian besar dari evaporator terisi uap maka
penyerapan kalor tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan evaporator
basah.
Namun, evaporator kering
tidak memerlukan banyak refrigeran, disamping itu jumlah minyak pelumas
yang tertinggal didalam evaporator sangat kecil (Arismunandar dan Saito
,2005) .
Evaporator jenis ekspansi kering |
Pada evaporator jenis setengah basah, kondisi refrigeran diantara evaporato jenis ekspansi kering dan evaporator jenis basah.
Pada evaporator basah terdapat sebuah akumulator untuk menampung
refrigeran cair dan gas, dari akumulator tersebut bahan pendingin cair
mengalir ke evaporator dan menguap didalamnya.
Sisa refrigeran yang tidak sempat menguap di evaporator kembali kedalam
akumulator, didalam akumulator refrigeran cair berada dibawah tabung
sedangkan yang berupa gas berada diatas tabung.
Evaporator jenis ekspansi basah |
Berdasarkan kontruksinya evaporator dibedakan menjadi tiga (Hartanto, 1985) yaitu:
1) Evaporator permukaan datar (evaporator plate)
Evaporator ini merupakan sebuah plat yang diberi saluran bahan pendingin
atau pipa yang dililitkan pada plat. Evaporator jenis ini banyak
digunakan pada freezeratau contact freezer dan proses pemindahan panas
menggunakan sistem konduksi.
2) Evaporator bare
Jenis ini merupakan pipa yang dikontruksi melingkar atau spiral yang
diberi rangka penguat dan dipasang pada dinding ruang pendingin. Jenis
banyak digunakan pada cold storage, palkah-palkah ikan dikapal, dan rak
air garam.
3) Evaporator sirip
Evaporator ini merupakan pipa yang diberi plat logam tipis atau
sirip-sirip yang berfungsi untuk memperluas permukaan evaporator
sehingga dapat menyerap panas lebih banyak.
Sirip-sirip ini harus menempel erat pada evaporator. Proses pemindahan
panas dilakukan dengan sistem secara tiupan dan banyak digunakan pada AC
(air conditioner),pendingin ruangan (cool room.)
2. Komponen Bantu
Komponen bantu adalah komponen yang dipasang pada instalasi mesin
refrigerasi yang gunanya untuk memperlancar aliran refrigeran sehingga
mesin refrigerasi dapat bekerja lebih sempurna.
Penggunaan alat bantu disesuaikan dengan besar kecilnya kapasitas,
jenis refrigeran yang digunakan dan kegunaan mesin refrigerasi
tersebut (Hartanto,1985).
a. Oil Separator
Suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut termampatkan oleh kompresor dengan uap refrigeran.
Oli yang ikut bersama refrigeran harus dipisahkan karena jika hal ini
terjadi terus-menerus, maka dalam waktu singkat kompresor akan
kekurangan minyak pelumas sehingga pelumasan kurang baik, disamping itu
minyak pelumas tersebut akan masuk kedalam kondensor dan kemudian ke
evaporator sehingga akan mengganggu proses perpindahan kalor
(Arismunandar dan Saito, 2005). Oil separator dipasang diantara
kompresor dan kondensor.
Oil separator |
Filter and drier |
Alat ini digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap kandungan air
yang ikut bersama refrigeran pada instalasi mesin refrigerasi.
Alat ini merupakan suatu tabung yang didalamnya terdapat bahan pengering
(desicant) dansaringan kotoran dan penahan agar bahan pengering tidak
terbawa oleh aliran refrigeran yang dipasang pada kedua ujung tabung
tersebut (Hartanto, 1985).
c. Indikator (gelas penduga)
Merupakan alat yang digunakan untuk melihat aliran cairan refrigeran
pada mesin pendingin. Alat ini dipasang pada saluran cairan refrigerant
bertekanan tinggi antarareceiver dan katup ekspansi.
d. Alat pengukar panas ( heat excahnger)
Heat exchanger merupakan suatu alat penukar panas yang gunanya
untuk menambah kapasitas mesin refrigerasi dengan cara menyinggungkan
antara saluran cairan refrigeran yang bertekanan tinggi dari receiver
tank dengan saluran uap refrigeran bertekanan rendah dari evaporator
sehingga terjadinya perpindahan panas dari cairan refrigeran bertekanan
tinggi ke uap refrigeran yang akan dihisap oleh kompresor.
Sehingga cairan refrigeran bertekanan tinggi mengalami penurunan tekanan
sebelum mengalir ke katup ekspansi karena penurunan temperatur.
(Hartanto, 1985)
e. Kran Selenoid (selenoid valve)
Kran selenoid adalah kran yang digerakkan dengan ada dan tidaknya aliran
listrik, kran ini pada umunya dipasang pada saluran cairan bahan
pendingin bertekanan tinggi atau sebelum katup ekspansi (Hartanto,1985).
f. Akumulator
Akumulator berfungsi untuk menampung sementara refrigeran berwujud cair yang belum sempat menjadi uap di evaporator.
Sebelum masuk ke kompresor refrigeran berbentuk cair dan uap dipisahkan
di akumulator, agar kompresor tidak menghisap cairan refrigeran yang
dapat menyebabkan kompresor rusak.
Pada mesin refrigerasi sistem evaporator basah peranan akumulator
sebagai komponen pokok dan dipasang setelah katup ekspansi, namun pada
evaporator sistem kering akumulator sebagai komponen bantu dan dipasang
diantara evaporator dan kompresor.
Akumulator |
3. Alat Kontrol dan Pengaman
Sistem refrigrasi
memerlukan sejumlah kontrol guna mempertahankan kondisi operasi dan
mengatur arus refrigerant agar peralatan bekerja aman da ekonomis
(Ilyas,1993).
Menurut Hartanto (1985), berdasarkan kegunaannya komponen kontrol terbagi atas 2 macam alat pengontrol :
a. Alat ukur (non pneumatic)
Alat ini hanya dapat digunakan untuk mengetahui keadaan pengoperasian mesin pendingin, antara lain :
1) Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan pada mesin refrigerasi yang pada umumnya dipasang pada :
saluran pengeluaran
(discharge) kompresor, saluran pengisapan (suction) kompresor, saluran
minyak pelumas, kondensor, tangki penampung dan akumulator (pada
evaporator basah).
2) Thermometer
Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur, pada mesin refrigerasi
biasanya digunakan untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media
pendingin (masuk dan keluar) kondensor, refrigeran pada saluran hisap
dan keluar kompresor dan sebagainya.
b. Alat Pengaman
Alat ini digunakan untuk mengamankan mesin pendingin apabila terjadi
keadaan pengoperasian yang tidak sesuai dengan yang dinginkan, jenis
alat pengaman yang sering digunakan dapat berbentuk saklar dan katup
atau keran. Adapun jenisnya antara lain:
1) Saklar tekanan tinggi ( High Pressure Control / HPC)
Adalah saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan refrigerant
didalam mesin pendingin yang bertekanan tinggi, alat ini dapat
mematikan kompresor secara automatik apabila tekanan pengeluaran
kompresor terlalu tinggi (lebih tinggi dari batas tekanan yang telah
ditentukan).
2) Saklar tekanan rendah ( low pressure control / LPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan suatu saklar automatik yang bekerja
berdasarkan tekanan hisap dari kompresor, apabila tekanan hisap
kompresor terlalu rendah (lebih rendah dari tekanan yang telah
ditentukan), maka alat ini akan memutuskan aliran listrik ke motor
penggerak kompresor sehingga kompresor akan mati.
Apabila tekanan penghisapannya naik sesuai dengan yang ditentukan maka secara automatik akan menghidupkan kompresor kembali.
3) Saklar tekanan minyak pelumas (oil pressure control)
Alat kontrol yang dapat mematikan kompresor secara automatik apabila tekanan minyak pelumas pada kompresor terlalu rendah.
Pada alat ini terdapat dua buah diafragma yang masing-masing kerjanya
dipengaruhi oleh tekanan minyak pelumas dan tekanan penghisapan
kompresor, oleh karena itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran
pelumasan dan saluran penghisapan kompresor.
4) Saklar temperatur (thermostat)
Alat yang dapat mematikan kompresor secara automatik apabila temperatur
ruangan yang didinginkan sudah mencapai pada temperatur yang
dikehendaki.
Alat ini menggunakan tabung perasa (sensor bulb) yang ditempatkan
pada ruang pendingin untuk mendeteksi temperatur ruangan pendingin,
apabila suhu diruang pendingin sudah sesuai dengan yang ditentukan maka
thermostat akan mematikan kompresor.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. dan Heizo Saito. 2002. Penyegaran Udara. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Dossat, RJ. 1976 Principle of Refrigeration
Handoko, K. 1981. Teknik Lemari Es. PT. Ichtiar Baru, Jakarta.
Hartanto, B. 1982. Teknik Mesin Pendingin. BKPI, Tegal.
Holman, J.P. 1988. Perpindahan Panas (Heat Transfer). Erlangga, Jakarta.
Ilyas, S. 1983 Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid I, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna, Jakarta.
________,1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid II, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna, Jakarta.
Stoecker, W.F. dan Jerold, J.W. 1994. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi kedua. PT. Erlangga, Jakarta.
Sumanto. 2001. Dasar - dasar Mesin Pendingin. Andi, Yogjakarta.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar